Kenapa
ada Marga Simamora??
Sebenarnya kalau kita
urutkan mulai paling awal, silsilah marga Batak mempunyai 2 orang putra, yaitu
“Guru Tatea Bulan dan Raja Isombaon”,
dan dari anak yang kedua ini lahirlah 3 orang putra. Dari 3 orang putra itu
hanya anak pertamalah yang tinggal di Bonapasogit Pusuk Bukit (Tempat yang
menjadi asal mula suku batak) yaitu Tuan
Sorimangaraja.
Tuan
Sorimangaraja mempunyai 3 orang istri yaitu;
1. Si Boru Anting Malela
(Nai Rassaon), Dia merupakan putri dari Guru Tatea Bulan. Dia pun melahirkan
putra yang bernama Tuan Sorba Djulu (Ompu Raja Nabolon, gelar Nai Rassaon.
2. Si Boru Biding Laut
(Nai Ambaton). Dan dia juga putri dari Guru Tatea Bulan. Dia dikaruniai seorang
putra yang bernama Tuan Sorba Jae (Raja Mangarerak), gelar Nai Ambaton.
3. Si Boru Sanggul Baomasan
(Nai Suanon), sedangkan Dia melahirkan putra yang bernama Tuan Sorbadibanua, gelar Nai Suanon.
Dari Tuan Sorbadibanua mempunyai 2 orang
istri dan dikarunai 8 orang putra.
Istri Pertama yaitu Putri
Sariburaja dan 5 anaknya :
1. Si
Bagot Ni Pohan
2. Si
Paet Tua
3. Si
Lahi Sabungan
4. Si
Raja Oloan
5. Si
Raja Huta Lima
Istri Kedua yaitu Boru
Sibasopaet, putrid Mojopahit dan 3 anaknya:
1.
Si
Raja Sumba
2. Si
Raja Sobu
3. Toga
Naipospos
Dari perkawinan dengan Boru Panda Nauli, Raja Sumba dianugerahi 2 orang putra yaitu “Simamora dan Sihombing”.
Anak yang tertua yaitu Simamora mempunyai keturunan Purba, Manalu, dan Debataraja sedangkan Sihombing mempunyai
keturunan Silaban, Nababan, dan Lumban
Toruan. Dan ketujuh keturunan tersebut secara secara terus-menerus
menempati Tipang hingga saat ini dan yang lebih penting pembagian warisan sawah
dan ladang diatur dengan musyawarah dan damai secar turun-menurun.
Ala
Tipang….Tipang….Tipamg…..Hutaku!!
Tipang
diyakini sebagai Bonapasogit dari
Raja Sumba (yang digelari sebagai Sumba Napaduahon) yang merupakan salah satu
anak dari Ompu Tuan Sorba Dibanua yang delapan orang itu. Setelah
menikahi Boru Pandan Nauli, yaitu putri dari Raja Lontung dari negeri
Sabulan, Raja Sumba berangkat menyisir ke arah selatan dan membuka perkampungan
disalah satu tempat yang kemudian dinamai Tipang.
Menurut
Geografis Pemerintahan, Tipang terletak dalam wilayah Kecamatan Bakti Raja
(Singkatan dari Bakkara, Tipang, dan Janiraja) Kabupaten Humbang Hasundutan dan
saat ini dihuni oleh lebih dari 450 kepala keluarga dan 1.725 jiwa. Tadinya
Tipang terdiri dari tiga desa, yaitu: Desa
Tipang Dolok, Tipang Habinsaran, dan Tipang Hasundutan, tapi saat ini hanya
tinggal satu desa saja.
Berbatas
sebelah timur dengan danau Toba, sebelah selatan dengan Bakkara, sebelah barat
dengan sisi terjal bukit arah Siria-ria dan sebelah utara dengan Janjiraja,
disanalah terletak Negeri Tipang yang indah permai. Sama halnya dengan semua
tempat yang terletak dibibir danau Toba yang amat permai pemandangan alamnya,
tapi bagi sebagian orang khususnya marga Simamora dan Sihombing, Negeri Tipang
adalah tempat yang merupakan bonapasogitnya.
Ada Apa di Tipang ??
Tipang
adalah nama dari seseorang yang
disebut “Duhut-Duhut Simardimpos dohot Tano Simarhilop” yang
topografinya dibagi dua, yaitu Tano Birong yang ditempati oleh Simamora dan
keturunannya dan Tano Liat yang ditempati oleh Sihombing dan keturunannya.
Tipang adalah
tempat yang banyak menyimpan sejarah atau Pusaka Peninggalan Raja Sumba dan
tempat sakti.
Peninggalan
bersejarahnya seperti:
Batu
Pauseang
Disuatu tempat, yakni di bagian
belakang atau sebelah selatan dari huta dari marga Hutasoit dan sebelah timur
dari pusat keramaian Tipang, terdapat tiga “Batu Pauseang” yang diterima oleh
Raja Sumba dari Raja Lontung.
Ketiga
batu tersebut ukurannya kira-kira sebesar bola kaki yang diletakkan begitu saja
dan hingga saat ini tidak terawat sama sekali dan hampir hilang ditutupi semak
belukar yang rimbun.
Ketiga batu tersebut, yaitu:
1.
Batu
Siboru Gabe : Asa gabe
dihajolmaon, gabe naniula (melambangkan kemakmuran atas sawah lading yang
dikerjakan oleh seluruh keturunannya).
2.
Batu
Siboru Torop: Asa torop maribur
huhut sangap angka pinomparna
(yang melambangkan supaya berkembang biak / beranak pinak dan sukses seluruh
keturunannya).
3.
Batu
Siboru Sinur: Asa
sinur ma pinahan (melambangkan kemakmuran atas ternak yang dikembangbiakkan
oleh seluruh keturunannya)
Ketiga
Batu Pauseang tersebut pada masa dahulu, digunakan sebagai tempat sakral
terlebih bila musim tanam tiba. Ketika masa mencangkul (ombahon) selesai dan
tiba saatnya menanam padi, maka beberapa jenis padi dibawa ke Batu Pauseang,
untuk didoakan dan diletakkan disana selama beberapa hari. Bila harinya tiba
tersebut, para ibu akan datang kesana dan akan mendapati tanda bahwa jenis padi
tertentulah yang akan ditanami di seluruh Tipang pada musim tanam itu.
Namartua
Guminjang
Tempat mengisyaratkan suara ogung
doal. Bila berbunyi maka akan ada orang yang Saur Matua
Namartua Sidimpuan
Tempat mengisyaratkan suara ogun
oloan, pangoaran dan gordang bolon
Naposolahi-Lahi Ulian Mataniari
Suara dan tanda yang terbentang di
Tipang.
Batu Partonggoan
Tempat berdoa untuk menolak mara
bahaya.
Baru Jagar-Jagar
Batu berupa patung dimana tidak
boleh berdusta.
Batu Maraktuk
Sigala-gala binaga (sebagai syarat
akan terjadi peristiwa besar).
Gua Jarina
Gua yang dalam, tempat berdoa dan
mensucikan diri.
Batu Sada
Tempat penyimpanan sari-saring
(tulang-tulang) turun-temurun.
Pusaka Tanohajiran
Pusaka yang sangat ampuh untuk
menolak bala (alogo nasohapundian, udan nasohasaongan dohot napajolo gogo).
Air
Terjun
Tempat bersemedi untuk pensucian
diri.
No comments:
Post a Comment